Minggu, 30 Maret 2014

DEVELOPER YANG INGKAR JANJI

Sering kita jumpai keluh kesah para konsumen perumahan di kolom suara pembaca surat kabar terkemuka ibukota. Salah satu topiknya adalah tentang developer yang ingkar janji. Betapa tidak, apa yang mereka impikan ketika memutuskan membeli rumah di cluster tersebut ternyata jauh dari harapan. Janji-janji yang tertera di spanduk dan brosur dari developer ternyata hanya sebatas wacana.

Berikut adalah bentuk pengingkaran janji yang sering dilakukan developer.

- CLUSTER. Cluster yang dijanjikan ternyata tidak ada. Semua orang bisa bebas keluar masuk perumahan tersebut dari segala penjuru.

- AIR PAM. Tidak terdapat jaringan pipa PDAM di daerah tersebut. Untuk pemakaian air sehari-hari warga terpaksa harus memantek air sumur. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga mendapatkannya dengan membeli secara pikulan.

- KEAMANAN. Petugas sekuriti hanya direkrut dari preman-preman kampung yang tidak memiliki latar belakang pelatihan di Polda Metro Jaya.

- INFRASTRUKTUR. Jalan di lingkungan perumahan dibiarkan seperti kubangan. Taman bermain anak-anak juga tidak dijumpai.

- NAMA CLUSTER. Nama clusternyapun ternyata hanya abal-abal. Untuk kasus yang satu ini modusnya adalah developer membangun " cluster " di tengah-tengah komplek perumahan lama lengkap dengan pintu gerbang yang bertuliskan nama cluster tersebut. Tapi seiring waktu berjalan, cluster tersebut ternyata tak pernah ada dan hanya merupakan bagian dari komplek perumahan lama tersebut. Disinyalir modus ini dipakai oleh developer adalah supaya rumah-rumah yang dibangun cepat terjual dan dengan harga yang lebih tinggi.

Definisi dari CLUSTER ( baca : KELASTER ) adalah pemukiman berkelompok dengan satu pintu gerbang sebagai akses keluar masuk penghuninya.

Saat ini banyak developer yang memasang embel-embel cluster untuk setiap produk perumahan yang dibangunnya. Anda harus lebih selektif ketika mencari rumah berkonsep cluster. Jangan sampai maksud hati membeli KELASTER tapi yang didapat ternyata KELASTERI.

Selasa, 18 Maret 2014

PERSAINGAN AGEN PROPERTI WARALABA DAN LOKAL

Ditengah menjamurnya agen properti waralaba, agen properti lokal tetap bisa eksis. Sebenarnya, bila dikelola dengan baik, agen properti lokalpun bisa bersaing dengan agen properti waralaba. Apalagi ada beberapa agen properti lokal yang sudah memiliki ruko sendiri sebagai kantor operasionalnya. Sayangnya, banyak juga agen properti lokal yang didirikan dan dikelola seadanya. Kantor operasional yang tidak memadai dan manajemen perusahaan yang tak jelas. Akibatnya, para pemilik properti lebih mempercayai agen properti waralaba untuk memasarkan propertinya.

Sehebat itukah agen properti waralaba di mata mereka?. Faktanya, banyak pemilik agen properti waralaba yang rukonya masih ngontrak. Banyak juga diantara mereka yang kurang memahami seluk beluk dunia properti. Mereka hanya mengandalkan kekuatan merek yang mereka beli berikut pengelolaan manajemen perusahaannya. Sebaliknya, pemilik agen properti lokal harus jatuh bangun membangun merek sendiri. Pemilik agen properti lokal dituntut memiliki wawasan yang luas tentang seluk beluk dunia properti karena selain menjadi pemilik ( principal ), mereka juga terkadang merangkap sebagai marketing agen properti.

Kesimpulannya : Apapun agen properti itu, waralaba maupun lokal, pada akhirnya akan ditinggalkan konsumennya ( penjual dan pembeli ) bila tidak memiliki layanan purna jual yang baik.
t>