Minggu, 11 Mei 2014

BISNIS KOS-KOSAN MENJAMUR DI LIPPO VILLAGE - TANGERANG

Bisnis kos-kosan di Lippo Village - Tangerang, bak cendawan di musim hujan. Rumah-rumah di cluster sederhana hingga cluster eksklusif banyak yang difungsikan menjadi tempat kos. Demikian juga dengan ruko-ruko. Banyak pemilik ruko yang memfungsikan lantai 2 dan lantai 3 sebagai tempat kos. Sedangkan lantai 1 dipergunakan untuk membuka usaha. Namun, banyak pula investor yang sengaja membangun rumah kos dengan daya tampung yang bisa mencapai 50 kamar kos.

Para pemilik kos seakan berlomba-lomba menarik calon penyewa kamar kos. Promosipun gencar dilakukan. Baik melalui iklan di surat kabar, majalah Umbul-Umbul ( majalah internal khusus untuk warga Lippo Village ), internet maupun melalui cara yang simpel seperti memasang spanduk.

Ada yang berpromosi secara wajar namun ada juga yang berpromosi secara berlebihan dan menjurus ke persaingan tidak sehat. Misalnya dengan memasang spanduk yang berbunyi " Terima kost mahasiswa. Berhadiah handphone, voucher, dan lain-lain ".

Tidak bisa dipungkiri, keberadaan kampus Universitas Pelita Harapan ( UPH ) di Lippo Village dengan mahasiswanya yang mencapai puluhan ribu telah membuka peluang bisnis yang begitu menggiurkan dibanyak segmen, salah satunya adalah bisnis kos-kosan.

Dengan tarif kamar kos yang berkisar Rp 1,5 juta hingga Rp 2,5 juta ( tergantung lokasi dan fasilitas ), Anda bisa bayangkan berapa jumlah rupiah yang bisa diraup setiap bulan bila mempunyai kamar kos sebanyak 50 buah.

Memang sih dana yang dínvestasikanpun sangat besar, bisa mencapai milyaran rupiah. Tapi bukankah nilai investasi dari tanah dan rumah kos yang dibangun juga meningkat dari tahun ke tahun.

Minggu, 04 Mei 2014

USAHA KOS-KOSAN SKALA RUMAHAN DI KARAWACI - TANGERANG

Keberadaan mal di daerah Karawaci - Tangerang, membawa berkah bagi warga di sekitarnya. Banyaknya karyawati yang datang dari Jabodetabek tentu memerlukan tempat tinggal alias kamar kos. Itulah peluang bisnis yang ditangkap para warga di sana.

Mereka lalu beramai-ramai menambah kamar di rumahnya agar bisa disewakan. Kamar kos yang bertarif Rp 500 ribu/bulan bisa ditempati dua orang. Bila mereka mempunyai tiga kamar untuk dijadikan kamar kos, berarti mereka akan mendapatkan penghasilan tambahan sebesar Rp 1,5 juta/bulan. Walaupun untuk itu, rumah mereka tak lagi memenuhi kriteria rumah dan lingkungan yang sehat. Tapi itulah konsekuensi bisnis.

Para penghuni kos yang kebanyakan berprofesi sebagai Sales Promotion Girl ( SPG ), rata-rata bergaji Rp 2 juta/bulan. Itulah mengapa para SPG ini berinisiatif patungan dalam menyewa kamar kos. Selain pengiritan, mereka juga bisa saling curhat tentang pekerjaan ataupun pacar.

Para orang tua dari para SPGpun tak perlu lagi mengkhawatirkan anak gadis mereka karena ada induk semang ( pemilik kos ) yang senantiasa memantau aktifitas anak gadis mereka.